RIKO & ARNIE



Tidak Bisa Terhalang
Ini cerita yang mungkin banyak dialami orang. Pengalaman pribadi Soal merajut tali kasih dalam sebuah ikatan.
Semua berawal dari 6 Bulan lalu, tepatnya Mei 2008. Saat itu, ku dengar kabar ada seorang wanita yang cantik dari teman (entah ini sahabat atau hanya teman biasa, Saya masih belum yakin betul). Dia sekantor dengan wanita itu. Sekitar 2 minggu berselang, saya memberanikan mendatangi kantor dia. Dikenalin sih, tapi kok disitu ada dua wanita. Satunya aktif, satunya Cuma lempar-lempar senyum tidak jelas. Tapi kemudian, yang menjadi kenal akrab adalah yang suka lempar-lempar itu. Yang satu lagi, mungkin karena sudah dari sononya judes, jadi lah aku tidak begitu diliriknya.
Singkat cerita, aku dan wanita yang suka melempar tadi, jadi sering telpon. Sering cerita. Sampai masalah rumah, dia ceritain.
Saya pun tidak lantas gede rumongso (GR). Soalnya dia cerita begitu tidak dengan saya saja. Saya juga bisa memastikan, bahwa dia juga tidak deket dengan saya saja. Tapi juga dengn semua orang. Terutama teman yang hampir saya anggap sebagai sahabat saya tadi. Deket sekali kelihatannya.
Selain itu, wajah wanita yang menurut saya cantik dan bersih itu, tentu banyak disuka orang. Jadi, karena saya bukan orang yang antusias mengejar-ngejar wanita, maka saya pun mencoba pergi dan melupakan perkenalan itu. Dan tidak berharap banyak dengan perkenalan itu.
Tapi tepatnya, akhir Juli 2008. Saat itu usai saja ada coblosan pemilihan gubernur Jawa timur periode 2008-2013, Allah kembali mempertemukan saya dengan wanita itu.
Tapi kali ini melalui sebuah bantuan, teman saya yang kemudian saya anggap sebagai saudara. “Sudah sama ini (wanita cantik itu) saja,” katanya berulang-ulang. Saya pun masih belum bisa yakin dengan dia. Toh, dia banyak yang suka. Sedangkan saya tidak ada keinginan sedikitpun untuk merebutnya dari lelaki yang suka dengannya. Karena menurut saya, banyak kok wanita yang bisa saya dekati tanpa harus mengejarnya. Iya kalo mengejar itu berhasil, lha kalau gagal? Bisa sakit badan, sakit hati dan sakit jiwa. Lebih baik saya mengejar masa depan hidup saya. Meski gagal, saya tidak tertekan hati. Tapi malah bersemangat untuk bangun lagi.
Kembali ke teman yang menjadi saudara saya itu, dia juga mengatakan hal yang sama kepada wanita itu. Dia selalu meyakinkan, sama saya saja. “Lebih jelas, sudah siap berkeluarga kok,” rayu teman saya tadi.
Sejak itu, wanita saya, jadi kepincut juga. Perubahan terjadi padanya. Jadi sering nelpon setiap malam. Terus berkembang, setiap siang. Bahkan saat saya sedang ke Jakarta, dia juga rajin telpon dan SMS. Seakan sedang kawatir dengan saya.
Karena terus menerus digencar dengan perhatian, saya luluh juga. Hampir sama ketika dulu dia suka lempar senyum manjanya. Nah di September, tepatnya saat bulan puasa. Ribuan rayuan dia dan rayuan saya pun makin tak terbendung. Ku mulai berani ngajak di a keluar, dengan alasan buka puasa bareng yuk.... terus, satu minggu kemudian, cinta sudah kudapatkan. Aku mengajaknya menikah. Dia mau. Dan setelah itu, aku pun diijinkan main kerumahnya. Aku pun mengajak buka puasa lagi. Kali ini ke Masjid Ampel, biar kerasa soul islaminya. Seperti yang kuharapkan selama ini. Membangun keluarga dengan dasar-dasar agama Islam.
Finally, setelah melalui komunikasi antar keluarga, Aku dan Dia pun memutuskan untuk tunangan atau lamaran 29 November. Sebuah waktu yang singkat bukan??!. Tidak sampai satu tahun. Tapi kita berdua saling yakin. Semua atas berkat petunjuk Allah SWT. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.... tanggal 21 Desember nanti... Saya dan dia akan menjalin ikatan bahagia untuk selamanya..... doakan...
nanti saya ceritain lagi..... Wassalam

Komentar

Ken Ayu Prittania Rani mengatakan…
Ciiieeeehhhh

Ihhhiiii...

Suit suuuuiiiittt...!!!

Kabar2 ya kalo married
hehehe

Postingan populer dari blog ini

Cara Kerja http://www.online-home-jobs.com

​Peluang Pasangan Ganjar - Khofifah di Pilpres 2024, Kemarin Pemilihnya Tembus 20 Juta

Februari