​Peluang Pasangan Ganjar - Khofifah di Pilpres 2024, Kemarin Pemilihnya Tembus 20 Juta

Sebagai seorang jurnalis, saya kaget dengan beredarnya foto prediksi empat pasang calon presiden dan wakil Presiden 2024. Diantaranya adalah Pasangan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Gubernur Jawa Timur Khofifah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar.


Meski Gubernur Jawa Timur, Khofifah ditempatkan sebagai calon wakil presiden.  Sedangkan Ganjar Pranowo pemimpin Provinsi Jawa Tengah diprediksi menjadi calon Presiden. Tapi pasangan ini cukup menarik dikupas lebih dalam. 


Hal ini tentu mengusik akal pikiran saya. Jawa Timur notabene adalah provinsi dengan penduduk terbesar nomer dua di Indonesia. Jumlahnya mancapai 40 juta. Dibawah Provinsi Jawa Barat yang penduduknya hampir 50 juta. Ternyata Gubernurnya hanya ditempatkan di posisi wakil Presiden. Sedangkan Jawa Tengah dengan total penduduk nyaris 37 juta jiwa, Gubernurnya masuk radar Calon Presiden. 


Jika dikalkulasi secara politik, Jumlah penduduk Jawa Timur, bakal memiliki penduduk dengan hak pilih sebesar 34 Juta lebih di tahun 2024. Ini angka yang tidaklah kecil. Bahkan cukup besar. Hanya saja, belum satupun calon kepala daerah provinsi yang berhasil sapu bersih 34 juta pemilih di Jawa Timur itu untuk satu kandidat presiden. 


Mari kita melihat ke belakang sejenak. Di Pemilu Presiden 2019 lalu. Jumlah perolehan suara Pasangan Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.


Sekarang mari kita kolaborasikan dengan hasil pemilu Gubernur Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasangan Ganjar Pranowo - Taj Yasin di pemilu Gubernur 2018 perolehannya adalah 10.362.694 suara atau 58,78% dari total suara masuk di TPS.

Sedangkan Pemilu Gubernur Jawa Timur, pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak memperoleh persentase 53,55 persen dengan 10.465.218 suara.


Suara dua Petinggi Jawa Timur dan Jawa Tengah itu jika digabung angkanya hanya mencapai 20.827.912 suara. Masih cukup jauh dengan bila dikolerasikan dengan perolehan kemenangan pasangan Pilpres 2019 Jokowi-Makruf yang meraih 85.607.362 suara. 


Namun, dari sejumlah kinerja-kinerja Gubernur Jateng dan Jatim itu tentunya kelak suara Khofifah maupun Ganjar akan bertambah. Hanya saja, bertambah sampai berapa, tak satupun yang berani memastikan.


Maka inilah perlunya penguatan-penguatan dari segala lini. Kalau selama ini kepala daerah dalam penanganan Covid19 selalu menggunakan metode pentahelix, yang melibatkan seluruh pemangku kebijakan hingga media, maka menjadi keniscayaan hal itu wajib dilakukan lagi. Kalau ingin menang. 


Setidaknya dalam satu tahun kedepan, sebelum benar-benar direkom oleh Partai Pengusung untuk didaftarkan ke KPU, potret peluang suara sudah tidak lagi buram. Maka, segeralah di gas. Tak perlu malu malu lagi. Belanda sudah dekat. 


Kenapa saya analisa begitu? Singkat kata, pasangan capres hasil koalisi Golkar, PAN dan PPP ini terbilang berat. Hanya invisible hand yang bisa mendongkrak pasangan ini menang. Namun setidaknya pasangan inilah satu-satunya yang memiliki modal suara rakyat cukup besar. Dibanding 3 pasang capres yang lain. 


Pasangan sebelahnya, yakni Anies - AHY yang merupakan gabungan dari Gubernur DKI Jakarta Ketua Umum Partai Demokrat, akan kita ulas di tulisan berikutnya. (*)


Riko Abdiono 

• Jurnalis di Harian Surabaya Pagi dan Surabayapagi.com

• Ketua Pokja Wartawan Politik Jawa Timur

• Founder Lembaga Konsultan Politik & Pemerintahan howtobe.id 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARGA BLACKBERRY di SURABAYA - update

HARGA BERAS MURAH SURABAYA GRATIS ONGKOS KIRIM - UPDATED PASCA PERATURAN HET