malam 001
KOTA SURABAYA MILIK BERSAMA
Tepat jam 01.40. kutarik kencang sepeda motorku. dari kantor ku di jalan gunungsari melewati senyapnya terminal Joyoboyo. sebuah terminal milik Angkot dan bus dalam kota yang cukup tua.. tak seperti siang hari. terminal transportasi darat dalam kota pertama kali di Kota Surabaya ini rutin dijejali warga Surabaya. Posisinya yang berada di pintu menuju jantung kota Pahlawan ini membuatnya tak pernah sepi.
Tapi saat kumelintas malam itu.. tak satupun kutemui kendaraan menderu. semuanya diam... membisu bersamaan dengan supir-supir yang terlelap. Setelah seharian mengukur jalan-jalan kota.
Lepas dari terminal Joyoboyo.. Kumelintas lagi melewati sisi kanan Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan kuteruskan tuk berputar balik menuju Jalan Wonokromo. Sambil kutarik kencang motor biruku, aku berpikir... enak betul malam hari di Surabaya... Tenang... Dingin... Tidak ada macet... dari kantor ke rumahku yang jaraknya sekitar 7 kilometer bisa ditempuh tak sampai 5 menit. mungkin suasana seperti ini yg ditunggu banyak orang surabaya. AGar bisa terjadi di siang hari... semoga itu bukan Mimpi. Saat ini, sejak 15 tahun yang lalu jalan Ahmad Yani yang biasa kulewati sebelum pulang ke Rumah macetnya minta ampun. Entah itu pagi hari... siang... sore.. hingga malam hari. Tiada hari tanpa Macet... Pemerintah kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur hanya membuat gagasan semu... tanpa mewujudkan apapun untuk mengurai kemacetan kota ini terutama jalan Ahmad Yani yang katanya Jalan Nasional ini.
beberapa program padahal sudah dibahas, disusun dan dikomunikasikan ke masyarakat. Sebut saja, frontage road dan tol tengah kota yang paling ditunggu-tunggu. tapi Sampai detik ini hanya bualan para pejabat. Semuanya omong kosong. Ada yang bilang gak ada investornya lah, gak punya duit, lahan gak bisa dibebaskan dan macam-macam lagi. Intinya, pemerintah tidak serius. Sekali lagi tidak serius. Apa sih beratnya membangun tol tengah kota dengan anggaran sekitar 6,5 triliun. Sekelas nilai APBD Jatim dalam satu tahun.
Kalau saya jadi WALIKOTA SURABAYA, Dana itu sebenarnya bisa diperjuangkan tanpa menunggu investor yang rata-rata adalah makelar dan preman. Sebab Jika pemerintah berniat baik, dana pembangunan tol tengah kota bisa dibuat sharing dari APBN, APBD Jatim dan APBD Surabaya. Pasti cukup. toh ini untuk umat Surabaya dan JAwa Timur pada umumnya. Buat apa eman-eman.. Jika tidak cukup satu tahun, bisa multi years antara tiga sampai 5 tahun. Tentunya lebih ringan. Toh duit itu bisa kembali dari keuntungan tarif masuk tol. Yang pasti jalan dulu.
Huh.. capek klo ngomomongin kinerja pemerintah ini.. Kita tunggu saja gebrakan Pemerintah Kota surabaya!!!!
Tepat jam 01.40. kutarik kencang sepeda motorku. dari kantor ku di jalan gunungsari melewati senyapnya terminal Joyoboyo. sebuah terminal milik Angkot dan bus dalam kota yang cukup tua.. tak seperti siang hari. terminal transportasi darat dalam kota pertama kali di Kota Surabaya ini rutin dijejali warga Surabaya. Posisinya yang berada di pintu menuju jantung kota Pahlawan ini membuatnya tak pernah sepi.
Tapi saat kumelintas malam itu.. tak satupun kutemui kendaraan menderu. semuanya diam... membisu bersamaan dengan supir-supir yang terlelap. Setelah seharian mengukur jalan-jalan kota.
Lepas dari terminal Joyoboyo.. Kumelintas lagi melewati sisi kanan Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan kuteruskan tuk berputar balik menuju Jalan Wonokromo. Sambil kutarik kencang motor biruku, aku berpikir... enak betul malam hari di Surabaya... Tenang... Dingin... Tidak ada macet... dari kantor ke rumahku yang jaraknya sekitar 7 kilometer bisa ditempuh tak sampai 5 menit. mungkin suasana seperti ini yg ditunggu banyak orang surabaya. AGar bisa terjadi di siang hari... semoga itu bukan Mimpi. Saat ini, sejak 15 tahun yang lalu jalan Ahmad Yani yang biasa kulewati sebelum pulang ke Rumah macetnya minta ampun. Entah itu pagi hari... siang... sore.. hingga malam hari. Tiada hari tanpa Macet... Pemerintah kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur hanya membuat gagasan semu... tanpa mewujudkan apapun untuk mengurai kemacetan kota ini terutama jalan Ahmad Yani yang katanya Jalan Nasional ini.
beberapa program padahal sudah dibahas, disusun dan dikomunikasikan ke masyarakat. Sebut saja, frontage road dan tol tengah kota yang paling ditunggu-tunggu. tapi Sampai detik ini hanya bualan para pejabat. Semuanya omong kosong. Ada yang bilang gak ada investornya lah, gak punya duit, lahan gak bisa dibebaskan dan macam-macam lagi. Intinya, pemerintah tidak serius. Sekali lagi tidak serius. Apa sih beratnya membangun tol tengah kota dengan anggaran sekitar 6,5 triliun. Sekelas nilai APBD Jatim dalam satu tahun.
Kalau saya jadi WALIKOTA SURABAYA, Dana itu sebenarnya bisa diperjuangkan tanpa menunggu investor yang rata-rata adalah makelar dan preman. Sebab Jika pemerintah berniat baik, dana pembangunan tol tengah kota bisa dibuat sharing dari APBN, APBD Jatim dan APBD Surabaya. Pasti cukup. toh ini untuk umat Surabaya dan JAwa Timur pada umumnya. Buat apa eman-eman.. Jika tidak cukup satu tahun, bisa multi years antara tiga sampai 5 tahun. Tentunya lebih ringan. Toh duit itu bisa kembali dari keuntungan tarif masuk tol. Yang pasti jalan dulu.
Huh.. capek klo ngomomongin kinerja pemerintah ini.. Kita tunggu saja gebrakan Pemerintah Kota surabaya!!!!
Komentar